Begitu keluar kabar di pertiga tahun 2022, yang pertama kita urus adalah Visa Amerika. Ya, Hawaii adalah negara bagian Amerika Serikat ke 50, dan bergabung dengan Amerika Serikat tahun 21 Agustus 1959.
Hawaii sendiri namanya diambil dari pulau terbesar (dan paling selatan) yang volcanonya bulan lalu masih batuk. Padahal ibukotanya ada di Honolulu, terletak di Pulau Oahu, beserta 2/3 penduduknya.
Uniknya, walaupun Hawaii adalah negara bagian Amerika Serikat, tetapi Hawaii masih punya monarki, yang masih tinggal di Istana Iolani (ada di tulisan selanjutnya kalo aku keburu nulis).
Kalau di Naruto ada jurus Kameha-meha, di Hawaii itu adalah nama Raja Hawaii, dan yang paling kuat dan paling terkenal adalah Raja Kamehameha III. Patungnya ada di seberang Istana Iolani.
Mungkin pencipta Naruto terinspirasi saat pergi ke Hawaii (mengingat banyaknya keturunan Jepang tinggal di Hawaii bergenerasi). Hawaii bahkan menjadi melting pot antara east dan west (karena jumlah Asian-American nya 36% dari total penduduk) dan ini adalah salah satu state yang mayoritasnya adalah suku minoritas.
Bagaimana dengan hula dance yang terkenal itu (yang ada dibayangan kita adalah gadis dengan bra dari batok kelapa dan rok dari daun kelapa)?
Unfortunately, hula dance hanya menjadi tempelan dari atraksi turis, baik di berbagai Lu'au (pesta Hawaii), maupun di Polynesia Cultural Center (yang dimiliki Gereja Mormon).
Dan, mengalami Hawaii di berbagai lokasi dan museum bisa mempunyai nuansa berbeda.
Di Istana Iolani adalah grief dan anguish dari perebutan kekuasaan antara penduduk asli dan pendatang kulit putih karena kekayaan hasil alamnya, yang berakhir dengan aneksasi Hawaii oleh Amerika Serikat.
Di Pearl Harbor adalah glory dan sovereignity Amerika Serikat di atas pengorbanan tentaranya dari serangan udara Kamikaze Jepang di tahun 1945.
Di pantai-pantai adalah kejumawaan surfer yang sebagian besar datang dari California yang akhirnya juga pindah dan mencari makan di Hawaii.
Di Lu'au dan cultural center, ada struggle untuk membuktikan secara cultural, Hawaii tetap ada, tetap unik.
Di Waikiki adalah pembangunan infratruktur dan high-rise building untuk kepentingan kapitalisme, baik itu turis maupun orang kaya yang ingin punya beach house.
Hawaii adalah cerminan dari kutukan sumber daya yang menggiurkan pemilik modal dan mengalahkan penduduk asli. Hawaii adalah Bali yang kehilangan spiritualitasnya demi pertunjukan turis. (Mudah-mudahan Bali tetap seperti kini dimana kebudayaan menjadi denyut nadi rakyatnya).